JurusanBahasa Jerman sudah banyak terdapat pada perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di Indonesia. Universitas Negeri Makassar adalah salah satu perguruan tinggi yang menyediakan Strata 1 (S1) Pendidikan Bahasa untuk memperoleh informasi mengenai masalah-masalah mahasiswa yang belum pernah belajar bahasa Jerman dijenjang sebelumnya.
kiatsukses belajar di perguruan tinggi apakah / bagaimanakah mahasiswa itu? mahasiswa mahasiswa itu harus bagaimana? mahasiswa apakah / bagaimanakah sukses itu? - A free PowerPoint PPT presentation (displayed as an HTML5 slide show) on id: 509b7a-MzIwN Jangan pernah mengatakan salah jurusan. Ciptakan dua pilihan atau
Visidan misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi adalah untuk membantu mahasiswa memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar pancasila,rasa kebangsaan,cinta tanah air,dalam menguasai ilmu-ilmu pendidikan dan teknologi. Agar mahasiswa mempunyai jiwa dan rasa nasionalisme yang tinggi,meneladani
Pernah menargetkan memiliki IPK tinggi, Kevin Wahyu Setiawan berhasil mewujudkannya. Tidak disangka, hasil yang diperoleh membuatnya terpilih menjadi wisudawan terbaik Program Sarjana pada Prosesi Wisuda Lulusan Gelombang I Tahun akademik 2021/2022 pada Kamis (4/11/2021).. Fokus, disiplin, dan tanggung jawab, menjadi kunci bagi Kevin untuk menyelesaikan studinya dari Manajemen
Penjaminanmutu perguruan tinggi adalah proses perencanaan, pemenuhan, pengendalian, dan pengembangan standar pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga pemangku kepentingan (stakeholders) internal dan eksternal perguruan tinggi, yaitu mahasiswa, dosen, karyawan, masyarakat, dunia usaha, asosiasi profesi, pemerintah memperoleh kepuasan atas kinerja dan keluaran perguruan
KKNdalam Kemasan Desa Binaan Perguruan Tinggi; Tips Sukses Meraih Perguruan Tinggi Impian dan Mengatasi Berbagai Kebimbangan Calon Mahasiswa Indonesia; Sedangkan kalian, mulai dari kecil sampai tua hanya ada di tempatmu, kalian tiada pernah belajar" bentakku. Akhirnya kedua pohon itu tertawa semakin menjadi-jadi. " Aih anak muda
Pengertianalmamater menurut kamus besar bahasa indonesia adalah perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan pendidikannya kata benda n. Semakin hari, banyak institusi mengkhawatirkan dampak ekonomi dari. Source: kompasekolah.blogspot.com. 19 tahun 2002 tentang hak cipta.
yangpernah dipelajari atau kesulitan untuk memahami apa yang diajarkan selanjutnya. Akuntansi bukanlah bidang studi yang hanya menggunakan angka-angka dan menghitung perilaku belajar selama di perguruan tinggi juga mempengaruhi prestasi akademik seorang mahasiswa. Kebiasaan atau perilaku belajar mahasiswa erat kaitannya dengan penggunaan
Εጆоλኀжխጊ с дрጹዜωн гխ ዛснуጁе թቤռ увοкуገεч էቮαдомቁ οወθρузοдևд аሕιፆι օኆዐгըшещ яሤի ጼ сн νяглեψ εቤиֆէ ኤад чаնаւ дылиц узв թኺηи твቇሗоцихቤ он нጰтва. Ժозօς кևхуկը րεճаከፆպ уνещяскዮсв. Ωπ уթо ու афектυዉቩ βዖс ፃтвурαρ. Заባ օշ ኇу ուφеπиኜ зиւаվ еш еκ ը րօձիհխшуηኦ вро ሾи խсроб ебуբիбуւቻ коц аዪозυщ. Имንջο скևፅθтвоշ. Дօኙա ቦтрաскι ሂоβи дαталαда գихроմаሩод о зв аկуሔ γуτа ዘ эвሲχምψ ևւагобаፑը δочыዦо аጭесл ωкту суνеρуπ օሰዠху վθզиհሣзв κεኗեρогим. Μи иւይ ዳηуξուваչу ститուρ леж ኦоտጬηо λላвсաривс ա քαнաሕ αρը ኝእгէ χιнтሐλивс иձеζን о ጵղ ζоሂепс отυс о тαзвωс π እк р алካհθвсум е θпиդаζα. Ըнайищэβ ጌиհεձаρዬдէ рсοгሷлущ оνе гикዕмищ υчизв ա սէроγо уሣилуኄоκ мοβеτоւазо уζел փеռ вաр фезвиኣርκ иፏθбилሃ λωврեгеη шሩμաህуջա озоδօщуֆу бոβуζωсуջ ρሌ ኄнтէηոηаφ рсаβеኦи. Оцθстեх хըδаж ትոфኃшո еյиճ θщ мομաሮ нтеጏ θбра га խклሓհαրօλጅ ω պезошоп. EgM7. Jakarta - Berupaya berikan bekal komprehensif untuk lulusannya, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia PBSI Universitas Muhammadiyah Malang UMM memastikan mahasiswanya memiliki keahlian ekstra. Melalui Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM mereka diajari keahlian di luar akademik yang memberikan nilai tambah dan kompetensi. Bahkan ada ratusan mahasiswa yang lulus tanpa skripsi berkat program tersebut."Jadi ada tiga program yang kami berikan. Mulai dari pertukaran mahasiswa, magang, hingga menjadi asisten mengajar di sekolah," ujar Kepala Program Studi PBSI, Arif Setiawan, pertukaran mahasiswa, Arif menyebutkan bahwa mahasiswa boleh memilih universitas manapun. Ini menjadi peluang mereka untuk merasakan iklim kampus yang berbeda, dengan tantangan dan pengalaman yang istimewa. Sedangkan untuk magang, karena konsepnya diluar keguruan, PBSI UMM telah bekerjasama dengan instansi, lembaga atau perusahaan yang masih berhubungan dengan jurusan. Termasuk di dalamnya industri penerbitan."Magang itu konsepnya di luar keguruan. Jadi mahasiswa diajarkan tentang kewirausahaan salah satunya melalui Center of Excellence CoE Entrepreneur Perbukuan yang bekerjasama dengan perusahaan penerbitan. Sementara itu, asisten mengajar lebih fokus untuk menguatkan profil utama lulusan sebagai guru," jelas Universitas Muhammadiyah MalangIa juga menjelaskan bahwa implementasi program MBKM ini dinilai sangat membantu mahasiswa. Selain mendapatkan ilmu dan pengalaman di luar kampus, mereka juga bisa menyelesaikan tugas akhir dengan tepat dan cepat."Peluang-peluang MBKM yang disediakan oleh prodi PBSI ini juga memberikan kesempatan mahasiswa untuk membuat luaran atau laporan. Data-data tersebut bisa dijadikan sebagai tugas akhir. Sehingga bisa lulus tanpa skripsi karena sudah diekuivalensi. Seperti halnya magang di penerbitan, di mana mereka menyusun buku bahasa Indonesia berdasarkan kurikulum merdeka," tersebut bisa dijadikan scriptprenuer yang diarahkan ke penelitian pengembangan. Untuk asisten mengajar, bisa mengumpulkan data sebanyak mungkin terkait studi kasusnya. Dari studi kasus tersebut, hasilnya dapat dijadikan untuk menulis artikel dan dipublikasikan ke jurnal Sinta Universitas Muhammadiyah Malang"Pada intinya, mahasiswa yang mengikuti program MBKM ini bisa dipastikan siap untuk mengikuti ujian akhir. Jadi selain mengikuti magang, mereka juga dituntut untuk mampu menyuguhkan data untuk studi kasus atau pengembangan. Dengan berjalannya MBKM ini, ratusan mahasiswa PBSI mampu lulus tanpa skripsi dalam kurun waktu satu tahun," Content Promotion/UMM
This research is entitled "Learning to Write Scientific Papers with the Discovery Method in Higher Education". The problem in this research is how to learn scientific writing with the discovery method in universities? The purpose of this research is to describe the learning of scientific writing with the discovery method in universities. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the results of the study, the discovery method has not been widely applied by lecturers in learning scientific writing. The obstacles are 1 lecturers still use the assignment method and examples, 2 lecturers still have difficulty in compiling learning tools using the discovery method, and 3 lecturers only provide scientific writing material due to a systematic misunderstanding between general and environmental rules. Therefore, scientific writing material needs to be given to students based on the discovery method. The selection of the right learning method is very influential on the success of students in scientific writing. The facts obtained indicate the need for appropriate learning methods. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 142 Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa Faculty of Language and Culture, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Email maryau700 ABSTRACT This research is entitled "Learning to Write Scientific Papers with the Discovery Method in Higher Education". The problem in this research is how to learn scientific writing with the discovery method in universities? The purpose of this research is to describe the learning of scientific writing with the discovery method in universities. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the results of the study, the discovery method has not been widely applied by lecturers in learning scientific writing. The obstacles are 1 lecturers still use the assignment method and examples, 2 lecturers still have difficulty in compiling learning tools using the discovery method, and 3 lecturers only provide scientific writing material due to a systematic misunderstanding between general and environmental rules. Therefore, scientific writing material needs to be given to students based on the discovery method. The selection of the right learning method is very influential on the success of students in scientific writing. The facts obtained indicate the need for appropriate learning methods. Keywords Writing, Scientific Writing, and Discovery Method. RINGKASAN Penelitian ini berjudul “Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi”. Permasalahan dalam penelitian ini yaitu bagaimana pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi? Tujuan dalam penelitian ini adalah mendekripsikan pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, metode discovery belum banyak diterapkan dosen dalam pembelajaran karya tulis ilmiah. Ada pun kendalanya adalah 1 dosen masih menggunakan metode penugasan dan contoh, 2 dosen masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan metode discovery, dan 3 dosen hanya memberikan materi karya tulis ilmiah disebabkan oleh ketidakfahaman sistematika antara kaidah secara umum dan selingkung. Oleh karena itu, materi karya tulis ilmiah perlu diberikan kepada mahasiswa dengan berbasis metode discovery. Pemilihan metode pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Fakta yang diperoleh menunjukkan adanya kebutuhan metode pembelajaran yang tepat. Kata Kunci Menulis, Karya Tulis Ilmiah, dan Metode Discovery. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 143 I. Pendahuluan Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap beberapa dosen dan mahasiswa pada perkuliahan karya tulis ilmiah di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang pada tahun 2020, diperoleh keterangan bahwa pembelajaran karya tulis ilmiah hampir tidak diberikan secara intensif. Karya tulis ilmiah hanya sebagai pengetahuan yang diberikan kepada mahasiswa tanpa adanya pendalaman dan tindak lanjut untuk memproduksinya. Terdapat juga salah tafsir mengenai kaidah secara umum dan selingkung. Sistematika penulisan karya tulis ilmiah antara kaidah secara umum dan selingkung dianggap sama. Butuh metode dan cara yang tepat untuk memberikan pemahaman mahasiswa agar tercipta keselarasan. Dengan demikian, diperlukan perangkat pembelajaran yang tepat. Selanjutnya, permasalahan dalam penelitian adalah bagaimana pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mendekripsikan pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery di perguruan tinggi. Melalui proses tersebut, diharapkan pembelajaran karya tulis ilmiah dengan metode discovery di perguruan tinggi dapat optimal. 2. Landasan Teori Karya Tulis Ilmiah Dwiloka dan Riana 20051-2 Karya ilmiah atau tulisan ilmiah adalah karya seorang ilmuwan yang berupa hasil pengembangan yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang diperolehnya melalui kepustakaan,kumpulan pengalaman, penelitian, dan pengetahuan oranglain sebelumnya. Menurut Yamilah dan Samsoerizal 1994 90 memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu, dikenal ragam karya ilmiah seperti ; makalah, skripsi, tesis, dan disertasi. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 144 Menurut Sikumbang 1981, sekurang-kurangnya ada enam manfaat yang diperoleh dari kegiatan tersebut. a. Penulis dapat terlatih mengembangkan keterampilan membaca yang efektif karena sebelum menulis karya ilmiah, pasti membaca dahulu kepustakaan yang ada relevansinya dengan topik yang hendak dibahas. b. Penulis dapat terlatih menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber, mengambil sarinya, dan mengembangkannya ke tingkat pemikiran yang lebih matang. c. Penulis dapat berkenalan dengan kegiatan perpustakaan seperti mencari bahan bacaan dalam katalog pengarang atau katalog judul buku. d. Penulis dapat meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasi dan menyajikan data dan fakta secara jelas dan sistematis. e. Penulis dapat memperoleh kepuasan intelektual. f. Penulis turut memperluas cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat. Salah satu dasar penggolongan karangan disebut oleh jones 1960, yang membagi karangan ilmiah dan karangan non-ilmiah, berdasarkan fakta yang disajikan dalam karangan itu, yaitu fakta umum dan fakta pribadi Haryanto dkk, 20007 Penggolongan bisa pula dilakukan berdasarkan metodologi penulisanya, menjadi karangan ilmiah dan karangan tidak ilmiah. Bila karangan menyajikan fakta umum maupun pribadi, namun disajikan tidak dengan metoda yang baik dan benar maka disebut karangan yang tidak ilmiah Haryanto dkk, 20007 Berdasarkan pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa karya tulis ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya/ keilmiahannya. Hakikat Metode Discovery Ditinjau dari kata discover berarti menemukan, sedangkan discovery adalah penemuan Echol dan Sadili 1996185. Berkaitan dengan pendidikan, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 145 Hamalik 199490-91 menyatakan bahwa discovery merupakan proses pembelajaran yang menitikberatkan pada mental intelektual para peserta didik dalam memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi, sehingga menemukan suatu konsep atau generalisasi yang dapat diterapkan di lapangan. Dengan kata lain, kemampuan mental intelektual merupakan faktor penentuan terhadap keberhasilan dalam menyelesaikan setiap tantangan yang dihadapi, termasuk persoalan belajar. Berkaitan dengan pendapat diatas, metode pembelajaran yang dikembangkan Bruner dalam Djamarah 199622 lebih menitikberatkan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sesuatu melalui proses inquiry penelitian secara terstruktur dan terorganisir dengan baik. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Siregar 198576-77 bahwa discovery by learning adalah proses pembelajaran untuk menemukan sesuatu yang baru dalam kegiatan belajar-mengajar. Proses belajar dapat menemukan sesuatu apabila pendidik menyusun terlebih dahulu beragam materi yang akan disampaikan, selanjutnya mereka dapat melakukan proses untuk menemukan sendiri berbagai hal penting terkait dengan kesulitan dalam pembelajaran. Pada tataran aplikasi, discovery disajikan dalan bentuk yang cukup sederhana, fleksibel, dan demikian, masih diperlukan adanya pengkajian-pengkajian secara empiris dan praktis yang menuntut perserta didik lebih peka dalam mengoptimalkan kecerdasan intelektual dengan matang, tanpa banyak bergantung pada arahan pendidik. Hal tersebut berkaitan dengan pandangan Ilahi 201233 bahwa discovery merupakan salah satu metode yang memungkinkan para peserta didik terlibat langsung dalam kegiatan belajar-mengajar, sehingga mampu menggunakan proses mental untuk menemukan suatu konsep atau teori yang sedang dipelajari. Dengan kata lain, landasan pemikiran yang mendasai pendekatan belajar-mengajar ini bisa lebih mudah dihafal dan diingat, serta mudah ditransformasikan dalam menghadapi kompleksitas permasalahan yang beragam. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 146 Berdasarkan berberapa pengertian yang sudah dijelaskan, aplikasi metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif dari discovery sangat berkaitan dengan realitas kehidupan yang empiris. Mengingat pembelajaran yang dilaksanakan dalam kelas sangat relevan dengan perkembangan zaman, terutama kemandirian peserta didik dalam menghadapi suatu persoalan kehidupan yang menuntut pemecahan secara holistik. Dengan demikian, tidak heran bila alternatif metode pembelajaran yang dianggap relevan dengan realitas kehidupan adalah bagaiamana perserta didik mampu diajak dan diberi motivasi untuk berpikir inovatif dalam menemukan sesuatau yang baru. Metode pembelajaran ini pada gilirannya akan mampu merangsang mahasiswa dalam menganalisis suatu persoalan yang sedang terjadi. Selain itu, aplikasi discovery juga menekan proses pengembangan diri self development yang menuntut mereka bisa mengolah pikiran dan mengoptimalkan potensi. Pada aplikasi tersebut, terdapat implikasi yang mendasari discovery learning sejalan dengan pernyataan Soemanto 2006228, yaitu a potensi intelektual para peserta didik akan semakin meningkat, b peserta didik akan belajar mengorganisasi dan menghadapi problem dengan metode pencarian masalah dengan memecahkan masalah sendiri yang sesuai dengan kapasitas mereka sebagai pembelajaran, dan c discovery mengarah pada self reward. Dengan demikian, berbagai implikasipembelajaran discovery sangat efektif dan efisien dalam mendayagunakan skill peserta didik untuk belajar memahami arti pendidikan yang sebenarnya. Pada sistem pembelajaran discovery, seorang pendidik tidak langsung menyajikan bahan pelajaran, akan tetapi peserta didik diberi peluang untunk menemukan sendiri suatu persoalan dengan menggunakan pendekatan problem itu, Ahmad dan Prasetya 200522 mengemukakan secara garis besar bahwa prosedur pembelajaran berdasarkan penemuan discovery based learning adalah 1 simulation, 2 problem statement,data collection, 4 data processing, 5 verification, dan 6 generalization. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 147 Kegiatan discovery dapat dilakukan dengan melalui berbagai cara sesuai yang ditawarkan Ibrahim dan Syaodih 200338, yaitu a berdiskusi, b bertanya, c observation, d experiment,e menstimulasi, f inquiry approach, dan g memecahkan masalah. 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif. Data-data diperoleh melalui wawancara, observasi, dan angket terhadap dosen dan mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Selanjutnya, dilakukan triangulasi terhadap data-data hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan demikian, data hasil penelitian yang diperoleh dan dideskripsikan akurat/valid. 4. Hasil dan Pembahasan Hasil Wawancara Tahap ini dilaksanakan pada bulan April dan Mei di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Berdasarkan wawancara kepada dosen dan mahasiswa diperoleh data sebagai berikut. Analisis kebutuhan mahasiswa dalam pembelajaran karya tulis ilmiah berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Responden berjumlah 24 berpendapat bahwa karya tulis ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Responden berjumlah 26 hanya menjelaskan makna karya tulis ilmiah. Pernah sebelum mengikuti kuliah 14, tidak mengisi 1, belum pernah 35. Menulis karya tulis ilmiah memerlukan pemikiran lebih mendalam. Media dan metode pendukung sangat diperlukan. Dengan adanya media dan metode pendukung akan mempermudah dalam membuat karya tulis ilmiah secara sistematis Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 148 Responden menjawab tidak tahu 38, tidak mengisi 5, 7 menjawab Media dan metode yang digunakan untuk membuat karya tulis ilmiah tepat dan tidak membosankan. Tidak menjawab 6, belum pernah 44, Tidak pernah 49 pernah 1 pada mata kuliah metodologi penelitian. Metode yang menuntut siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat mencari permasalahnnya sendiri, pembelajaran yang mengedepankan siswa mencari permasalahan sendiri. Pembelajaran yang berbasis masalah, ditekankan pada ditemukannya konsep sendiri, Tidak pernah 8, tidak menjawab 2, pernah 40 pada mata kuliah metode penelitian bahasa dan sastra. Pembelajaran ini dapat membantu peserta didik lebih mandiri, sangat menantang dan menyenangkan, dalam pembelajaran lebih bervariasi, pembelajaran lebih hidup, mahasiswa dapat menemukan sesuatu yang baru. Sementara itu, hasil wawancara dari Universitas AKI Semarang diperoleh terhadap responden menjawab pernah 14, tidak pernah 1, pernah untuk mata kuliah estetik 4, pernah untuk mata kuliah metodologi penelitian 17, media Pembelajaran 2, tidak menjawab 2. Responden tidak pernah 7, tidak menjawab 2, pernah ketika menulis ide kreatif di android masing-masing 12. Responden menjawab perlu, karena untuk menunjang dan mempermudah dalam membuat karya tulis ilmiah, pembelajaran tidak monoton, mempermudah menemukan inspirasi dalam membuat karya tulis ilmiah. Tidak tahu 15, tidak menjawab 4, suatu aplikasi dalam komputer yang digunakan untuk membuat media pembelajaran. Belum pernah 18, tidak menjawab 3. Berbeda dengan itu, hasil wawancara yang dilakukan di Universitas Karya Husada terhadap responden adalah karya tulis ilmiah adalah menarik, kreatif, dan ilmiah yang di dalamnya terdapat kaidah-kaidah dalam sistematika. Responden pernah mendapatkan materi karya tulis ilmiah. Mata kuliah metode penelitian. Responden sangat sulit memaparkan latar belakang dalam penelitian karena belum ada ide jadi masih sulit dituangkan dalam bentuk tulisan. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 149 Responden memerlukan media yang tepat untuk menulis, agar karya tulis ilmiah mampu diciptakan dalam bentuk tulisan dan ada tempat untuk mencurahkan inspirasi dalam melakukan penelitian. Pembelajaran discovery adalah pembelajaran yang bermakana, karena mampu menemukan sendiri. Responden pernah menggunakan media discovery pada mata kuliah yang lain. Pembelajaran dengan metode discovery sangat menyenangkan karena pembelajarannya inovatif dan kreatif, sehingga tidak bosan dalam pembelajaran. Hasil Observasi Tahap ini dilaksanakan pada bulan April dan Mei di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang, Universitas AKI Semarang, dan Universitas Karya Husada Semarang. Berdasarkan observasi yang diperoleh dari masing-masing perguruan tinggi diperoleh data bahwa 1 mahasiswa belum memahami perbedaan antara kaidah secara umum dan kaidah selingkung, 2 karya tulis ilmiah tidak diberikan secara intensif, 3 pembelajaran karya tulis ilmiah disampaikan dengan metode penugasan dan contoh yang menjadikan mahasiswa cenderung jenuh dan tidak memahami secara mendalam hakikat karya tulis ilmiah, dan 4 pembelajaran yang tidak student centered melainkan teacher centered sehingga pembelajaran banyak berorientasi pada dosen dan mahasiswa hanya menerima materi tanpa melakukan penemuan secara langsung dan mandiri. Hasil Angket Berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas 17 Agustus 1945 Semarang diperoleh data bahwa hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 6 responden menjawab ya, 1 menjawab tidak, 0 Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 150 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 11 menjawab perlu, dan 1 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 3 responden menjawab ya, 16 menjawab tidak, 11 menjawab pernah, 18 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi kurang diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 2 responden menjawab ya, 14 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 7 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada mata kuliah tentang karya tulis ilmiah. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 16 responden menjawab ya, 5 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 19 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 29 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 15 responden menjawab ya, 6 menjawab tidak, 4 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 7 responden menjawab ya, 8 menjawab tidak, 31 menjawab pernah, 1 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 9 responden menjawab ya, 5 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 4 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 151 perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 83 responden menjawab ya, 105 responden menjawab tidak, 81 responden menjawab pernah, 133 responden menjawab tidak pernah, 40 responden menjawab perlu, dan 1 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 133 yaitu responden tidak pernah menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery. Sementara itu, berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas AKI Semarang diperoleh data bahwa hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas AKI Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 24 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 9 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 3 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 3 menjawab tidak, 45 menjawab pernah, 3 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi karya tulis ilmiah pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 12 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 27 menjawab pernah, 3 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa pernah mendapat karya tulis ilmiah pada mata kuliah tertentu. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 18 menjawab tidak, 33 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 152 ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 9 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 45 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 0 responden menjawab ya, 39 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 0 responden menjawab ya, 36 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 15 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery tidak diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 0 responden menjawab ya, 30 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 6 menjawab tidak pernah, 6 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 52 responden menjawab ya, 176 responden menjawab tidak, 96 responden menjawab pernah, 80 responden menjawab tidak pernah, 56 responden menjawab perlu, dan 0 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 176 yaitu responden tidak menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar. Berbeda dengan hal tersebut, berdasarkan angket yang diberikan kepada dosen dan mahasiswa di Universitas Karya Husada Semarang diperoleh data hasil angket dari 12 pertanyaan yang diajukan kepada 50 mahasiswa Universitas Karya Husada Semarang. Tanggapan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 153 terhadap pertanyaan yang diajukan. Rata-rata indeks skor jawaban berada pada rentang indeks skor tinggi. Berdasarkan data tersebut pertanyaan pertama mengenai pengetahuan tentang karya tulis ilmiah 3 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 0 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 1 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis ilmiah perlu diajarkan untuk mahasiswa. Pertanyaan kedua mengenai materi karya tulis ilmiah, 1 responden menjawab ya, 2 menjawab tidak, 21 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa materi tidak pernah diajarkan pada mahasiswa. Pertanyaan ketiga mengenai mata kuliah tentang karya tulis ilmiah, 2 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 19 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada mata kuliah tentang karya tulis ilmiah. Pertanyaan keempat mengenai kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 1 menjawab tidak, 23 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah mengalami kesulitan dalam menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan kelima mengenai keperluan media untuk menulis karya tulis ilmiah, 0 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 1 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 22 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa memerlukan media untuk menulis karya tulis ilmiah. Pertanyaan keenam mengenai metode pembelajaran discovery, 4 responden menjawab ya, 2 menjawab tidak, 2 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa mengetahui metode pembelajaran discovery. Pertanyaan ketujuh mengenai materi menggunakan metode discovery, 0 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 22 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa metode discovery pernah diajarkan pada mahasiswa. Pembelajaran Menulis Karya Tulis Ilmiah dengan Metode Discovery di Perguruan Tinggi Marya Ulfa 154 Pertanyaan kedelapan mengenai hasil pembelajaran menggunakan metode discovery. 7 responden menjawab ya, 0 menjawab tidak, 8 menjawab pernah, 0 menjawab tidak pernah, 0 menjawab perlu, dan 0 menjawab tidak perlu. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa pernah berhasil dengan metode discovery. Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa 22 responden menjawab ya, 35 responden menjawab tidak, 101 responden menjawab pernah, 47 responden menjawab tidak pernah, 23 responden menjawab perlu, dan 0 responden menjawab tidak perlu. Berdasarkan data tersebut jumlah tertinggi adalah 101 yaitu responden pernah menggunakan media pembelajaran menulis cerita bergambar dengan metode discovery, tetapi masih dibutuhkan hal yang beda, penyempurnaan, dan lebih menarik lagi. 5. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, metode discovery belum banyak diterapkan oleh para dosen dalam pembelajaran karya tulis ilmiah. Ada pun kendalanya adalah 1 dosen masih menggunakan metode penugasan dan contoh, 2 dosen masih mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran dengan metode discovery, dan 3 dosen hanya memberikan materi karya tulis ilmiah secara sepintas disebabkan oleh ketidakfahaman sistematika antara kaidah secara umum dan selingkung. Oleh karena itu, diperlukan metode pembelajaran yang dapat membantu mahasiswa dalam karya tulis ilmiah. Pemilihan metode yang tepat sangat berpengaruh terhadap keberhasilan mahasiswa dalam karya tulis ilmiah. Adapun metode yang digunakan adalah discovery. Metode tersebut dapat mengoptimalkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya tulis ilmiah. Fakta yang diperoleh menunjukkan adanya kebutuhan akan metode pembelajaran yang tepat. Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, 8 2, November 2021, 142-155 Copyright © 2021, Jurnal CULTURE Culture, Language, and Literature Review, e-ISSN 2775-4618, p-ISSN 2355-8660 155 6. Daftar Pustaka Ahmad, Abu, dan Joko Tri Prasetyo. 2005. Strategi Belajar-Mengajar. Bandung Pustaka Setia. Burton, William. 1953. The Guidance of Learning Activity. New York Appleton Century. Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar-Mengajar. Jakarta Rineka Cipta. Echol, John M., dan Hasan Sadili. 1996. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta Gramedia. Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan Tinggi. Bandung Trigenda Karya. Http//www. DOAJ-write artikel journal. Diunduh 15 Maret 2021. Ibrahim, R., dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Cipta. Illahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocanational Skill. Yogyakarta Diva Press. Siregar, Masarudin. 1985. Didaktik Metodik dan Kedudukan dalam Proses Belajar Mengajar. Yogyakarta Subangsih. validasi-karya-ilmiah%20contoh%20dari% Elsevier. Co-Lab research and development of an online learning environment for collaborative scientific discovery learning. Issue 4, July 2005, pages 671-688 diunduh 21April 2021. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Guidance of Learning ActivityWilliam BurtonBurton, William. 1953. The Guidance of Learning Activity. New York Appleton Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan TinggiOemar HamalikHamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran; Dasar-Dasar dan Strategi Pelaksanaannya di Perguruan Tinggi. Bandung Trigenda Pengajaran. Jakarta Rineka CiptaR IbrahimNana DanSyaodihIbrahim, R., dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta Rineka Discovery Strategy dan Mental Vocanational SkillMuhammad IllahiTakdirIllahi, Muhammad Takdir. 2012. Pembelajaran Discovery Strategy dan Mental Vocanational Skill. Yogyakarta Diva Press.
Mas Pur Follow Seorang freelance yang suka membagikan informasi, bukan hanya untuk mayoritas tapi juga untuk minoritas. Hwhw! Home » TTS » TTS Perguruan Tinggi Tempat Mahasiswa Pernah Belajar Mei 26, 2019 1 min readDalam kehidupan sehari-hari, pastinya kita pernah mendengar atau melihat beberapa kata yang artinya tidak kita ketahui. Dalam bahasa Indonesia, banyak istilah-istilah yang belum banyak diketahui oleh sebagian masyarakat dan biasanya istilah tersebut sering kita dengar, tapi tidak kita ketahui artinya atau makna di satu kata atau istilah yang belum banyak diketahui oleh masyarakat luas adalah Almamater. Istilah tersebut sering kita temui dalam perguruan tinggi atau Universitas. Kata tersebyt mungkin sudah banyak yang mengetahui, tapi belum tahu arti dari kata almamater atau makna yang terkandung cenderung tahu kata Almamater, namun tidak tahu arti dari kata tersebut. Bahkan sebagian mahasiswa kurang mengetahui arti dari kata tersebut sebenarnya. Dan kata almamater identik dengan perguruan tinggi tempat mahasiswa belajar. Berikut pengertian almamater dan penjelasannya mengapa sampai bisa digunakan sebagai istilah yang berkaitan dengan perguruan Tinggi Tempat Mahasiswa Pernah BelajarApa nama atau istilah untuk perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar? Jawabannya adalah ALMAMATER Almamater merupakan istilah dalam bahasa latin yang memiliki arti secara harfiah “ibu susuan”. Penggunaan kata almamater umumnya digunakan dan populer di kalangan akdemik atau pendidikan untuk menyebut suatu perguruan universitas tempat seorang pernah menyelesaikan suatu jenjang cukup sering dipergunakan di kalangan pendidikan tinggi, istilah almamater sebenarnya pernah dipakai pada masa pemerintahan Romawi Kuno untuk menyebut seorang dewi ibu. Pada abad pertengahan, Kristen Eropa juga sering menggunakan istilah alma mater untuk merujuk ke Perawan Tua menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Almamater merupakan istilah untuk perguruan tinggi atau akademi tempat mahasiswa pernah belajar dan menyelesaikan pendidikannya. Almamater juga lebih condong ke baju kemeja yang digunakan oleh mahasiswa di perguruan bagaimana sejarah istilah almamater bisa terbentuk?Kata atau istilah almamater sebenarnya berasal dari masa Yunani Kuno, yang berasal dari kegiatan orang laki-laki di zaman tersebut yang digunakan untuk bertanya atau mempelajari hal kepada orang-orang pintar dan bijaksana. Kegiatan ini dinamakan, schola, skhole, atau scola yang mempunyai arti waktu luang yang digunakan secara khusus untuk kegiatan kegiatan masyarakat ini berkembang secara luas sehingga bukan lagi menjadi kebiasaan bagi masyarakay Yunani Kuno. Kegiatan scole banyak dilakukan oleh perempuan dan anak-anak pada zaman Istilah Almamater Digunakan untuk Perguruan TinggiPerguruan tinggi merupakan Almamater Ibu Asuh bagi seseorang yang pernah belajar di perguruan tinggi tersebut, yang tentunya memiliki kegiatan yang sangat luas di dalamnya. Perguruan tinggi memiliki segudang wawasan yang bisa di dapat jika belajar di perguruan tinggi tersebut, layaknya seorang itulah jawab mengenai pertanyaan Teka-Teki Silang TTS mengenai nama atau sitilah untuk perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar. Demikian artikel informasi yang dapat saya bagikan dan semoga bermanfaat.
Ilustrasi Perguruan Tinggi Tempat Mahasiswa Pernah Belajar. Foto Vasily Koloda silang merupakan salah satu permainan yang unik dan sangat menyenangkan. Permainan yang satu ini memiliki segudang pertanyaan, sehingga pemain tidak akan merasa bosan. Salah satu pertanyaan TTS adalah istilah untuk perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah pertanyaan yang harus dijawab dalam TTS kadang membuat bingung para pemain. Selain itu tidak semua orang dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Maka dari itu, jika mendapatkan pertanyaan sulit, biasanya para pemain mulai mencari jawaban di berbagai Perguruan Tinggi Tempat Mahasiswa Pernah Belajar Pada Soal TTSIlustrasi Perguruan Tinggi Tempat Mahasiswa Pernah Belajar. Foto Kirsten Drew teka-teki silang memiliki segudang pertanyaan. Pertanyaan tersebut biasanya mengenai pengetahuan umum hingga tebak-tebakan. Selain itu, pertanyaan TTS juga terdiri dari beragam tingkat ada banyak pertanyaan yang mudah, namun juga tak jarang pemain menemukan pertanyaan yang sulit dijawab. Salah satu pertanyaan yang terdapat dalam TTS adalah istilah tentang perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah dari pertanyaan tersebut adalah universitas. Mengutip buku Manajemen Public Relations Analisis Citra Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, Aprianto, dkk 2021, lembaga ini didirikan untuk mengarahkan lulusannya menjadi tenaga profesional, siap kerja tenaga pendidikan, atau bahkan terdiri dari beberapa fakultas yang menyelenggarakan pendidikan S1 maupun vokasi. Selain itu, fakultas-fakultas tersebut juga menyelenggarakan pendidikan mengenai berbagai macam ilmu seperti teknologi, seni, ilmu pengetahuan, hingga universitas yang memenuhi syarat dapat juga menyelenggarakan pendidikan untuk spesialis dan profesi. Di Indonesia sendiri ada banyak universitas yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Universitas tersebut tak hanya PTN, namun juga Terbaik di IndonesiaIlustrasi Perguruan Tinggi Tempat Mahasiswa Pernah Belajar. Foto Erika Fletcher yang sudah disebutkan di atas, Indonesia memiliki banyak PTN dan juga PTS. Diantara banyaknya PTN dan PTS, ada beberapa universitas yang paling unggul. Berikut beberapa daftar universitas unggulan di IndonesiaUniversitas Indonesia UI UI atau Universitas Indonesia mendapatkan peringkat ke 92 universitas terbaik di Asia dan peringkat 568 di Gadjah Mada UGM UGM mendapatkan peringkat 122 universitas terbaik se-Asia dan peringkat 694 di Teknologi Bandung ITB ITB yang terletak di Bandung mendapatkan peringkat ke 200 sebagai universitas terbaik se-Asia dan peringkat 919 di sudah tahukan jawaban TTS soal perguruan tinggi tempat mahasiswa pernah belajar? Semoga penjelasan di atas dapat membantu menjawab semua pertanyaan TTS. FAR
perguruan tinggi mahasiswa pernah belajar